Langsung ke konten utama

Postingan

This is Me

Hai, aku seorang gadis yang terlahir dari keluarga yang lengkap secara kasat mata. Ya, aku memiliki bapak, aku punya ibu, dan dua adik perempuan. Mungkin kalian membayangkan hidupku yang....ya mungkin terlihat baik-baik saja. Karena memang aku tak menceritakan keluargaku ke semua orang. Aku harap setelah kalian tau keluargaku tak kan ada yang merubah pandangan kalian terhadapku, itulah secuil harapanku tiap kali aku bercerita kepada teman dekatku. Adik pertamaku lahir pada Desember 2003. Aku memang mendambakan seorang adik lucu sejak dulu. Dan aku amat sangat bersyukur dia dilahirkan ke dunia ini. Bapak dan ibu tak pernah membedakan kami walaupun usia kami terpaut 6 tahun. Ya, jarak usia yang tak sedikit.  Aku ingat, ketika itu aku masih kelas 2 sd. Sepulang sekolah aku hanya meletakkan tasku lalu mencari adikku kemanapun dia pergi. Entah di depan rumah, rumah simbah, rumah tetangga, kemanapun. Aku selalu merindukan adik kecilku itu. Adikku sangat lucu walaupun pendiam. Dia tidak rewe
Postingan terbaru

Melepaskanmu

Kala itu Kembali lagi kau lepaskanku pergi Kata kata itu Sampai kini pun masih terngiang Kata kata yang tak pernah terlintas olehku Kau lontarkan dengan segala keangkuhanmu Sejak saat itu Kumulai ambil langkah seribu Menjauh darimu Dan hal hal tentangmu Karna setiap ku mengingatmu Selalu terdengar suara suara kejam itu Kau tau rasanya? Rasanya tak ingin ku mengenal lelaki lagi Aku takut Orang yang kukira mencintaiku dengan kelembutannya Mengakhiri semuanya dengan belatinya Cukup Biarkan luka ini mengering dulu Sampai suatu hari nanti Kusiap menyambut orang lain yang datang lagi Trimakasih, tlah kau ajarkan aku cara untuk memaafkan dan mengikhlaskan Selanjutnya, biarkan ku belajar untuk melupakan

Dia Kembali

Entah sejak kapan kau kembali hadir Semua mengalir seperti air Tanpa ucapan bualan para buaya Tak sadar kita kembali bersama Kita nikmati setiap inci waktu senggang Bersama mencoba menerawang apa yang kan menghadang Semua berlalu begitu manis Hingga kulupa pijakkan kaki di bumi ini Ya, mungkin tlah tiba waktu Tuhan mendengar doaku Atau mungkin inilah ujian dari dinding pertahananku Apapun itu aku tak tahu

Kau yang Telah Lepas dari Genggaman

Hai Kabar baik kah kamu? Baru kemarin kita bertemu setelah perpisahan itu Perpisahan yang kukira akan membuatku lega Apa kamu merasa lebih baik tanpa aku? Kulihat memang tak ada yang berubah denganmu Mungkin hanya aku yang merasa lebih baik bersamamu Maaf Karna terlalu penasaran akan hari-harimu Terlalu ingin tahu segala tentangmu Dan kugenggam kau terlalu erat Namun membuatmu ingin terlepas Kini Takkan ada lagi sosokmu Sosok yang telah bersemayam di relungku sejak tiga tahun lalu Yang selalu kunanti untuk bertemu Sampai detik ini pun masih begitu Namun kau lepaskanku Memintaku mencari penggantimu Mencari yang pantas untukku Aku rindu Ingin kubelai rambut ikalmu lagi Ingin kulihat kau di depan pintu rumahku lagi Ingin kudengar kau katakan rindu padaku lagi Ingin kubersandar di bahumu lagi Ingin kunikmati malam minggu dan kopi bersamamu lagi Ingin kuhabiskan malamku melihatmu tertidur lewat panggilan video lagi Ingin kulihat kau datang membawa bunga di hari

Self Reminder

"Jangan cintai orang yang tidak mencintai Allah, Allah saja ia tinggalkan apalagi kamu" - Imam Syafi'i "Jika wajah yang membuatmu jatuh cinta, bagaimana caramu mencintai Tuhan yang tak berupa?"

Afraid

Disappointed? Yeah. You've been broke my trust. Hurt? a little bit. But I've been hurted someone more than this in the past. I guest it's fair. Afraid? of course, yes. I'm afraid for lossing you, maybe. Or I'm afraid to be hurt? I don't know. After all of them... I don't know why I still love you I still wanna be with you I still accept you to be my boyfriend, my partner, my wish Nothing's changed But, I still afraid Can you keep your promises? Can you pass our boring moment? Would you still love me the same?

From: Someone

Denting waktu berbunyi, sedang jemari mengiringi Tulisan dari peluh derita penanti Semakin ku tahan, semakin menyakiti Aku yang dulu mati ditusuk jiwa setajam belati Kini kau hidupkan kembali dengan untaian mewangi, melati di sepanjang jarak dan hari Kita tanam bersama rindu, yang kian lama bukan sekedar tumbuh Kita pupuk dengan jarak, kita siram dengan waktu Membengkak kalbu kau pukul dengan setiap inci mewangi mu Kedamaian yang kau cipta, secerah matahari Membuatku merasa beruntung Menjadi laki-laki yang kau beri nafas lagi Katamu Semakin lama menahan rindu, semakin bahagia saat bertemu Kataku Kala jumpa tak jadi nyata Jangan bunuh rindu kita yang sudah tumbuh dewasa